Gadis kecil yang cantik ^^

Rabu, 08 Juni 2011

Siank hari ini panas banget. Terik matahari seakan berjalan beriringan bersamaku. Seperti biasa, pulang kuliah kalau gag langsung balik kos, aku mengisi perut dulu bareng teman-teman. Tapi kali ini aku memilih mengisi perut sendiri saja. Belum kenyang aku pargi lagi ke penjual jus. Yup, pengen rasain jus buah naga merah. **sumpah tulisan ini gag penting banget **hahha

Yakk pokoknya intinya tuh di sini, sambil menuggu jus itu dibuat, aku duduk di kursi yg uda disedian. Gag sadar di depan mataku tergeletak koran yang membuatku penasaran untuk membaca isinya. Dan tepat di bagian halaman yang terbuka,pas banget aku memandangi foto balita yang sedang menderita kanker limfa. Aku langsung membaca artikel itu, miris , apalagi ada fotonya. Foto balita itu seharusnya sedang tertawa dipelukn Ibunya. Memegang mainan yang lucu-lucu. Bermain, bercanda dengan teman-teman sebayanya. Namun, antagonis dengan yang aku lihat, wajahnya memperlihatkan rasa sakit, wajahnya membengkak, selang oksigen dan infus seakan menjadi teman sehari-harinya.

Ya Allah....

Entah kenapa saat itu aku langsung teringat balita cantik nan imut yang aku temui tanpa sengaja di Ruang Ortopedi Rs. Sardjito, setahun yang lalu. Waktu itu, aku sendiri duduk di bangsal, menunggu giliran check-up, namaku tak dipanggil2. Muncullah balita cantik itu yang sedang digendong Ibunya. Dari jauh aku melihatnya, imut banget. Kebetulan Ibu balita itu langsung duduk tepat disampingku. Dia terlihat lemas, memeluk Ibunya seperti tanpa ada daya ataupun menggerakkan badannya walaupun cuman untuk segurat senyum. Kaki kirinya terbalut gips, mungkin dia juga sama-sama patah tulang sepertiku dan ingin check – up juga.

Kemudian, balita itu menatapku. Melihatku, dan terus melihatku. Aku pun tersenyum. Cantik sekali dia. Pipinya tembem, tapi sedihnya melihat dia yang lemas dan tak membalas senyumanku. Ibunya memperhatikan anak tersayangnya yang sedang memperhatikan aku. Mungkin dia geli atau penasaran melihat tangan kiriku yang juga berbalut gips, sama seperti dia.

“Halooo mbakk,,” Ibunya menyapaku sambil melambaikan tangan anaknya naik turun .

Aku kembali tersenyum sambil mecubit pelan pipi balita itu. “Halooo sayaangg..”

Tapi dia hanya diam. Dan dengan muka datarnya tanpa ekspresi.

Aku memulai perbincangan dengan Ibunya. Aku bertanya, dia sakit patah tulang juga ya? kenapa? Kok bisa?

Jawaban yang aku dapat sungguh tak pernah kubayangkan sebelumnya. Ucapan Ibu itu, sungguh tidak memperlihatkan kesedihan sama sekali.

Ternyata Balita kecil itu baru mengalami patah tulang semalam, saat dia mau melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Entah karena apa, tiba-tiba dia terjatuh dari tempat tidur. atau kepentok meja dorong. Yang menyebabkan kaki mungilnya retak. Kemudian Ibu itu lanjut bercerita, waktu semalam dia mau melakukan pemeriksaan darah lagi untuk anaknya. Datang jauh-jauh dari (aku lupa daerah mana) yg jelas kata Ibunya di daerahnya instalasi peralatan Rumah Sakitnya kurang lengkap, jadi Beliau bela-belain datang ke RS Sardjito Yogyakarta.

Akupun lanjut bertanya. “Memangnya adik kecil sakit apa?”

“Sakit leukimia mbak,” Jawab Ibu itu, sambil mengusap kepala gadis mungil itu.

Tersentak

Saat itu aku bingung mau menanggapi apa. Aku mesti bilang apa? mesti berkomentar apa?

“Oh,” cuman kata itu saja yang bisa aku ucapkan.

Sungguh, hening langsung menyelimutiku. Aku benar-benar bingung harus ngmng apa. Aku yang terbiasa mengoceh tanpa batasan, kini hanya terdiam. Tetap memandang Balita itu.

Aku melihat sendiri. Di depan mataku. Dan dia anak kecil. Yahhh.. anak kecil. Kira-kira baru berumur setahunan.

Sakit Leukimia...

Ya Allah...

Ingin rasanya saat itu aku memeluknya. Dan membuatnya tersenyum. Tertawa.

Dia memng tidak memperlihatkan tanda-tanda sakit leukimia seperti yang ada di Film2. Dia gemuk, cantik, pipinya tembem. Tapi memang. Mata tak bisa berbohong. Sayuu dan sampai sekarang, aku masih mengingat tatapan itu.

Waktu ingin berkata, namaku dipanggil oleh suster penjaganya. Giliran aku untuk check – up.

“Mbak duluan ya dedek,” Itu kataku padanya.

Dan begitu selesai diperiksa, keluar dari ruangan dokter. Aku langsung menyapu pandanganku ke arah ruang tunggu. Mencari Ibu dan Anak itu. Ada seorang Bapak yang sedang mengobrol dengan Ibu itu. Giliran Bapak itu yang menggendong si kecil. Mungkin suaminya.

Aku hanya bisa tersenyum dari jauh.

Berdoa ...

Ya Rabb... Engkau Yang Maha Kuasa...

berikanlah kesembuhan kepada anak kecil itu

berikanlah kebahagaian pada keluarga itu

berikanlah apapun itu yang terbaik bagi mereka

semoga anak kecil itu bisa tumbuh dewasa dengan sehat, ceria

tanpa perlu merasakan rasa sakit, seperti sekarang ini.

berikanlah ketabahan pada mereka Ya Rabb...

Amin Ya Rabb Amin..


Nb : dedicated for gadis kecil yang cantik , pertemuan kita memang tanpa sengaja, tetapi tidak ada suatu apapun yg tanpa sengaja menurut kehendak Allah SWT ^^

0 komentar:

Posting Komentar